Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Mengasuh Anak
Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Mengasuh Anak – Membesarkan anak memerlukan dedikasi yang tinggi. Para ibu harus sabar dan konsisten dalam membimbing anak kecilnya. Kesehatan mental para ibu juga harus dijaga agar tetap kuat dalam membesarkan anak.
Ketua Umum Persatuan Psikiater Rumah Sakit Indonesia (APRSI) Dian Kristyawarti Hasbara mengatakan, ada banyak tips yang bisa dilakukan para ibu untuk menjaga kesehatan mental saat merawat anak. Istirahat yang cukup adalah salah satunya.
Cara Menjaga Kesehatan Mental Saat Mengasuh Anak
“Upaya menjaga kesehatan mental ibu yang pertama adalah dengan istirahat yang cukup, karena tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan zat kimia di otak dan penting untuk kesehatan mental,” kata Dian pada diskusi Parenting Class Online BKKBN di Jakarta. . Selasa (30/4), demikian disampaikan
Sindografis: Ini 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak Saat Pandemi Covid-19
Psikolog lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini juga menekankan, untuk menjaga kesehatan mental, ibu juga membutuhkan dukungan sosial.
, memiliki dukungan sosial yang kuat dapat memberikan motivasi, harapan, dan rasa berdaya. Dalam beberapa kasus, hal ini dapat membantu mencegah atau mengurangi efek penyakit mental. “Dukungan sosial bisa datang dari keluarga besar, sahabat atau siapapun yang membantu di masa sulit,” ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut Dian, olahraga juga menjadi tips penting yang harus dilakukan para ibu untuk menjaga kesehatan mentalnya.
“Harus diingat ya bunda, olah raga itu berbeda dengan menyapu atau mandi: jalan kaki sekitar 10-15 menit bisa dilakukan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat mencegah keterbelakangan mental dan meningkatkan fungsi kognitif,” ujarnya.
Parenting, Sebuah Proses Untuk Memantaskan Diri Menjadi Orang Tua Teladan
Kita mulai melihat dari sudut yang tepat. Berdasarkan penelitian, berpikir positif dapat menurunkan tingkat stres mental dan menurunkan tingkat kecemasan secara efektif”. dia menyimpulkan. (kh)
5 Tips Manis Untuk ‘Pick Me Girl’, Jangan Dilakukan, Tidak Apa-apa. Istilah ini sering dikaitkan dengan perilaku cewek yang sering berusaha tampil beda dari cewek lain agar bisa tampil menarik. Dwi Astarini – Selasa, 8 Oktober 2024 Hiburan dan Gaya Hidup Jaga Dampak Kesehatan Mental Jika Anda menikmati Flexing Flexing dapat berdampak buruk pada kesehatan mental, empat di antaranya disebutkan. Frengky Aruan – Selasa 8 Oktober 2024 Indonesia Pemerintahan Prabowo-Gibran harus memperhatikan perkembangan kesehatan mental. Resiko bunuh diri adalah efek Werther atau infeksi, sehingga bisa terjadi peniruan. Dwi Astarini – Minggu, 6 Oktober 2024 Indonesia Hindari perkelahian, penting untuk menciptakan ruang dialog antara orang tua dan anak. Komunikasi antara orang tua dan remaja sangatlah penting. Dwi Astarini – Senin, 23 September 2024 Tips Jitu Mengatasi Konflik Orang Tua-Anak Secara Psikologis Konflik orang tua-anak belakangan ini marak di media sosial. Ananda Dimas Prasetya – Senin 23 September 2024 Hiburan Anak membutuhkan peran orang tua agar tidak menjadi pelaku pelecehan. Anak-anak berisiko menjadi pelaku kekerasan. Ikhsan Aryo Digdo – Minggu, 22 September 2024 Hiburan dan Gaya Hidup Apa itu overthinking? Berikut penjelasan, penyebab, akibat dan solusinya. Apa itu terlalu banyak berpikir? Suatu keadaan pikiran di mana seseorang terus-menerus memikirkan atau menganalisis sesuatu. ManK – Jumat, 20 September 2024 Aturan makan bahagia bisa membantu anak dalam menentukan pilihan makanan. Penting untuk membuat aturan makan agar anak tidak memilih-milih makanan. Ikhsan Aryo Digdo-Kamis, 19 September 2024 Hiburan dan gaya hidup Pengenalan makanan yang bervariasi untuk mencegah anak menjadi picky eater. Hal ini terjadi saat anak berusia satu tahun dan sudah merasa mandiri. Dwi Astarini – Kamis, 19 September 2024 Hiburan dan gaya hidup Pentingnya memahami depresi untuk menyelamatkan nyawa Stigma dan rendahnya kesadaran menghalangi pasien untuk mengakses pengobatan. Dwi Astarini – Sabtu, 14 September 2024 Hingga saat ini permasalahan kesehatan jiwa masih belum terselesaikan, baik di tingkat kabupaten, provinsi, negara bagian, maupun global. Hal ini terlihat dari banyaknya penderita gangguan jiwa yang dikenal dengan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), yang dirawat di Rumah Sakit, Puskesmas/Puskesmas, tidak dirawat sama sekali dan berkeliaran di jalanan. Selain itu, angka kejadian bunuh diri tidak bisa dikatakan kecil, bahkan di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari potensi dirinya, belajar dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya.
Pikiran yang sehat memungkinkan orang berpikir jernih sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat; dapat membangun hubungan yang sehat; dan mereka dapat mengembangkan diri dan lingkungan atau masyarakatnya. Ada banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah kesehatan mental, antara lain: memiliki riwayat gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, psikosis, skizofrenia, atau depresi; riwayat keluarga dengan gangguan jiwa; kekerasan fisik, kekerasan (
Ibu Pembelajar Indonesia
) atau kekerasan seksual; penyalahgunaan narkoba; kehilangan anggota keluarga, pasangan/kekasih/teman dekat; adanya konflik seperti konflik dengan keluarga, teman, rekan kerja; dan ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Faktor lain yang sangat mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang adalah keluarga. Keluarga adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau perbuatan hukum (misalnya: pengangkatan anak). Keluarga juga mengacu pada hubungan yang tidak harmonis antara orang-orang berbeda yang saling mencintai. Oleh karena itu, keluarga merupakan tempat teraman dan ternyaman bagi setiap anggotanya. Setiap anggota keluarga akan mempengaruhi satu sama lain dalam cara yang baik dan buruk. Misalnya, orang tua yang memiliki riwayat gangguan jiwa menempatkan anaknya pada risiko terkena gangguan yang sama; pria yang emosional dapat menimbulkan stres pada istri dan anak-anaknya; seorang ibu yang depresi akan memberikan tekanan pada suami dan anak-anaknya; dan anak-anak dengan masalah kesehatan mental dapat menurunkan status kesehatan mental orang tuanya. Oleh karena itu, kesehatan mental keluarga harus dijaga.
Banyak orang mengalami masalah psikologis karena merasa tidak dicintai. Keluarga yang penuh kasih sayang akan menjadi tempat ternyaman dan aman bagi setiap orangnya. Betapapun indahnya cuaca di luar, anggota keluarga tidak akan lupa untuk pulang. Dia akan selalu rindu pulang ke rumah. Sebaliknya, apapun hal tidak menyenangkan yang terjadi di luar rumah, misalnya penolakan, penghinaan, pengkhianatan atau penganiayaan, tidak akan menjatuhkan anggota keluarga karena ia memiliki keluarga yang selalu siap mendukung, membantu, menghibur dan melecehkan. kenyamanan. kuatkan dia dengan cinta. Cinta tulus dari keluarga mampu menyembuhkan segala luka dan penderitaan yang dialaminya dan membuatnya bisa bangkit kembali. Keluarga yang semua anggotanya saling mencintai adalah keluarga yang sehat dan bahagia.
Mampu mengkomunikasikan perasaan, keinginan, dan ide secara efektif kepada pihak-pihak yang berkepentingan tanpa takut ditolak sangat baik untuk menjaga kesehatan mental. Oleh karena itu, komunikasi positif hendaknya diterima sebagai sarana komunikasi dalam keluarga. Dengan cara ini, seluruh anggota keluarga dapat saling memahami dan menerima. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan atau disembunyikan karena seluruh anggota keluarga bisa berkomunikasi dengan baik. Hal-hal yang tidak pantas dilakukan anggota keluarga dapat dicegah. Jika terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan pada salah satu anggota keluarga, pihak keluarga dapat segera membantu.
Hubungan keluarga yang seimbang dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis seseorang. Untuk itu hubungan harmonis dalam keluarga harus tercipta. Tentu saja hal ini memerlukan peran aktif dari setiap anggota keluarga.
Ibu Muda Wajib Tahu! Inilah 6 Cara Mengurangi Rasa Lelah Dan Jenuh Ketika Mengurus Anak
Artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan mental keluarga juga ditentukan oleh gaya hidup keluarga. Untuk memastikan kesehatan mental keluarga dalam kondisi baik, penting bagi keluarga untuk menerapkan pola hidup sehat. Misalnya: pola makan yang sehat, olah raga yang teratur, istirahat yang cukup, minum air putih sesuai kebutuhan tubuh, tidak merokok, membatasi minuman beralkohol dan tidak menggunakan narkoba dan obat-obatan terlarang.
Kecanduan obat-obatan terlarang, pornografi, atau game telah terbukti merusak kesehatan mental. Oleh karena itu, edukasi mengenai bahaya kecanduan dalam keluarga penting dilakukan untuk melindungi keluarga dari segala bentuk kecanduan.
Komentar buruk yang ditujukan kepada anggota keluarga dapat mempengaruhi kondisi mentalnya. Tidak semua orang mampu menyikapi dengan sopan komentar negatif yang diterimanya. Oleh karena itu, berbicara buruk tentang siapa pun dalam keluarga harus dihindari. Jika ada sesuatu yang perlu dikoreksi atau bahkan dikritik, lebih baik memilih cara yang lebih tepat untuk menerimanya.
Dalam hidup, bisa saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat melemahkan pikiran Anda. Misalnya: kegagalan, penolakan, pengkhianatan, masalah pekerjaan, masalah sekolah atau masalah persahabatan. Dalam situasi sedih atau putus asa, setiap orang membutuhkan dukungan keluarga. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan budaya saling mendukung, memberi semangat dan memberi semangat dalam keluarga.
Sehat Mental Orang Tua Dan Anak Itu Penting!
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan jiwa. Oleh karena itu, sebaiknya catat riwayat gangguan jiwa pada keluarga agar dapat dilakukan tindakan pencegahan.
Kedekatan emosional dalam keluarga menjadi salah satu faktor yang menentukan kualitas kesehatan mental. Hubungan emosional harus dibangun dalam keluarga. Cara lain untuk membangun hubungan emosional adalah dengan bertemu. Itu sebabnya inilah waktunya untuk berkumpul dengan keluarga (
) harus selalu ditentukan. Kebersamaan dapat membuat seluruh anggota keluarga merasa nyaman, dekat, bersatu dan akrab satu sama lain. Situasi ini dapat memperbaiki kondisi mental keluarga.
Ada kalanya keluarga membutuhkan kelompok lain untuk berbagi ide, terutama ketika menyangkut isu-isu yang ambigu atau problematis. Partisipasi dalam layanan bimbingan keluarga dimungkinkan. Hal ini baik untuk mendapatkan keringanan agar kestabilan kesehatan mental keluarga tidak terganggu.
Anastasia Satriyo, M.psi., Psikolog
Digital merupakan kebutuhan hidup di zaman ini. Sayangnya, digital, seperti halnya internet, mempunyai dampak negatif jika tidak dimanfaatkan dengan bijak. Banyak delusi yang tersebar dan berbagai jenis kecanduan mungkin terjadi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan pendidikan literasi digital kepada keluarga.
Menjadi orang tua